Kamis, 12 Januari 2012

makalah keperawatan (MIOKARDITIS)

 MIOKARDITIS

BAB I
KONSEP DASAR MEDIS
A.    PENGERTIAN
Beberapa ahli mendefenisikan miokarditis sebagai berikut:
•    Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. pada umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi (FKUI, 1999).
•    Myocarditis adalah peradangan dinding otot jantung yang disebabkan oleh infeksi atau penyebab lain sampai yang tidak diketahui (idiopatik) (Dorland, 2002).
•    Miokarditis adalah inflamasi fokal atau menyebar dari otot jantung (miokardium) (Doenges, 1999).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa myocarditis adalah peradangan/inflamasi otot jantung oleh berbagai penyebab terutama agen-agen infeksi.
B.    ANATOMI

1.    Right Coronary
2.    Left Anterior Descending
3.    Left Circumflex
4.    Superior Vena Cava
5.    Inferior Vena Cava
6.    Aorta
7.    Pulmonary Artery
8.    Pulmonary Vein
9.    Right Atrium
10.    Right Ventricle
11.    Left Atrium
12.    Left Ventricle
13.    Papillary Muscles
14.    Chordae Tendineae
15.    Tricuspid Valve
16.    Mitral Valve
17.    Pulmonary Valve Aortic Valve (Not pictured)
Arteri Koroner
Karena Jantung adalah terutama terdiri dari jaringan otot jantung yang terus menerus kontrak dan rileks, ia harus memiliki pasokan oksigen yang konstan dan nutrisi. Arteri koroner adalah jaringan pembuluh darah yang membawa oksigen dan darah kaya nutrisi ke jaringan otot jantung.
Darah meninggalkan ventrikel kiri keluar melalui aorta, yang arteri utama tubuh. Dua arteri koroner, disebut sebagai “Kiri” dan “kanan” arteri koroner, muncul dari awalaorta, di dekat bagian atas jantung.
Segmen awal dari arteri koroner kiri disebut koroner utama kiri. Ini pembuluh darah adalah sekitar lebar dari jerami soda dan kurang dari satu inci panjang. Ini cabang-cabang menjadi dua arteri sedikit lebih kecil: anterior kiri turun arteri koroner dan arteri koroner kiri sirkumfleksa. Anterior kiri arteri koroner menurun tertanam di permukaan sisi depan jantung. Kiri lingkaran arteri koroner sirkumfleksa sekitar sisi kiri jantung dan tertanam di permukaan bagian belakang jantung.
Sama seperti cabang pohon, cabang arteri koroner ke dalam kapal semakin kecil. Kapal yang lebih besar perjalanan sepanjang permukaan hati, namun cabang-cabang yang lebih kecil menembus otot jantung. Cabang terkecil, kapiler disebut, sangat sempit bahwa sel darah merah harus perjalanan dalam file tunggal. Dalam kapiler, sel-sel darah merah menyediakan oksigen dan nutrisi ke jaringan otot jantung dan ikatan dengan karbon dioksida dan produk sampah metabolik, membawa mereka pergi dari hati untuk pembuangan melalui paru-paru, ginjal dan hati.
Ketika plak kolesterol berakumulasi sampai titik memblokir aliran darah melalui arteri koroner, otot jantung jaringan diberi makan oleh arteri koroner melewati titik penyumbatan adalah kekurangan oksigen dan nutrisi. Daerah ini jaringan otot jantung berhenti berfungsi dengan baik. Kondisi ketika arteri koroner menjadi tersumbat menyebabkan kerusakan pada otot jantung melayani jaringan disebut infark miokard atau serangan jantung.

Superior Vena Cava
Vena kava superior adalah salah satu dari dua pembuluh darah utama yang membawa darah de-oksigen dari tubuh ke jantung. Vena dari kepala dan tubuh bagian atas umpan ke v. kava superior, yang bermuara di atrium kanan jantung.
Inferior Vena Cava
Vena kava inferior adalah salah satu dari dua pembuluh darah utama yang membawa darah de-oksigen dari tubuh ke jantung. Vena dari kaki dan umpan dada rendah ke v. kava inferior, yang bermuara di atrium kanan jantung.
Aorta
Aorta adalah pembuluh darah tunggal terbesar di tubuh. Ini adalah kira-kira diameter ibu jari Anda. kapal ini membawa darah yang kaya oksigen dari ventrikel kiri ke berbagai bagian tubuh.
Pulmonary Artery
Arteri paru adalah pembuluh darah transportasi de-oksigen dari ventrikel kanan ke paru-paru. Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa semua arteri membawa darah yang kaya oksigen. Hal ini lebih tepat untuk mengklasifikasikan sebagai pembuluh arteri yang membawa darah dari jantung.
Pulmonary Vein
Vena paru adalah pembuluh darah mengangkut oksigen yang kaya dari paru ke atrium kiri. Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa semua urat membawa darah de-oksigen. Hal ini lebih tepat untuk mengklasifikasikan sebagai pembuluh vena yang membawa darah ke jantung.

Atrium Kanan
Atrium kanan menerima darah de-oksigen dari tubuh melalui vena kava superior (kepala dan tubuh bagian atas) dan inferior vena kava (kaki dan dada lebih rendah). Simpul sinoatrial mengirimkan impuls yang menyebabkan jaringan otot jantung dari atrium berkontraksi dengan cara yang terkoordinasi seperti gelombang. Katup trikuspid yang memisahkan atrium kanan dari ventrikel kanan, akan terbuka untuk membiarkan darah de-oksigen dikumpulkan di atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan.
Ventrikel Kanan
Ventrikel kanan menerima darah de-oksigen sebagai kontrak atrium kanan. Katup paru menuju ke arteri paru tertutup, memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel penuh, mereka kontrak. Sebagai kontrak ventrikel kanan, menutup katup trikuspid dan katup paru terbuka. Penutupan katup trikuspid mencegah darah dari dukungan ke atrium kanan dan pembukaan katup paru memungkinkan darah mengalir ke arteri pulmonalis menuju paru-paru.
Atrium Kiri
Atrium kiri menerima darah beroksigen dari paru-paru melalui vena paru-paru. Sebagai kontraksi dipicu oleh node sinoatrial kemajuan melalui atrium, darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri.
Ventrikel Kiri
Ventrikel kiri menerima darah yang mengandung oksigen sebagai kontrak atrium kiri. Darah melewati katup mitral ke ventrikel kiri. Katup aorta menuju aorta tertutup, memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel penuh, mereka kontrak.
Sebagai kontrak ventrikel kiri, menutup katup mitral dan katup aorta terbuka. Penutupan katup mitral mencegah darah dari dukungan ke atrium kiri dan pembukaan katup aorta memungkinkan darah mengalir ke aorta dan mengalir ke seluruh tubuh.
Otot Papiler
Otot-otot papiler melampirkan ke bagian bawah dinding bagian dalam ventrikel. Mereka menyambung ke korda tendinea, yang melekat pada katup trikuspid dalam ventrikel kanan dan katup mitral di ventrikel kiri. Kontraksi otot-otot papiler membuka katup-katup ini. Ketika otot papiler santai, katup-katup dekat.
Korda tendinea
The korda tendinea adalah tendon yang menghubungkan otot papiler ke katup trikuspid dalam ventrikel kanan dan katup mitral di ventrikel kiri. Sebagai kontrak otot papilaris dan rileks, korda tendinea mengirimkan Kenaikan dan penurunan tegangan ke masing-masing katup, menyebabkan mereka untuk membuka dan menutup. The korda tendinea adalah string seperti dalam penampilan dan kadang-kadang disebut sebagai “jantung string. “
Katup trikuspid
Katup trikuspid yang memisahkan atrium kanan dari ventrikel kanan. Ini membuka untuk memungkinkan darah de-oksigen dikumpulkan di atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan. Ini menutup sebagai kontrak ventrikel kanan, mencegah darah dari kembali ke atrium kanan; demikian, memaksanya untuk keluar melalui katup paru ke arteri paru-paru.
Mitral Valve
Katup mitral memisahkan atrium kiri dari ventrikel kiri. Ini membuka untuk memungkinkan darah beroksigen dikumpulkan di atrium kiri mengalir ke ventrikel kiri. Ini menutup sebagai kontrak ventrikel kiri, mencegah darah dari kembali ke atrium kiri; demikian, memaksanya untuk keluar melalui katup aorta ke dalam aorta.
Pulmonary Valve
Katup paru memisahkan ventrikel kanan dari arteri paru-paru. Sebagai kontrak ventrikel, ini akan membuka untuk membiarkan darah de-oksigen dikumpulkan di ventrikel kanan mengalir ke paru-paru. Ini menutup sebagai ventrikel santai, mencegah darah kembali ke jantung.
Katup aorta
Katup aorta memisahkan ventrikel kiri dari aorta. Sebagai kontrak ventrikel, ini akan membuka untuk membiarkan darah beroksigen dikumpulkan di ventrikel kiri mengalir ke seluruh tubuh. Ini menutup sebagai ventrikel santai, mencegah darah kembali ke jantung.
C.    ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI
1)    Acute isolated myocarditis adalah miokarditis interstitial acute dengan etiologi tidak diketahui.
2)    Bacterial myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
3)    Chronic myocarditis adalah penyakit radang miokardial kronik.
4)    Diphtheritic myocarditis adalah mikarditis yang disebabkan oleh toksin bakteri yang dihasilkan pada difteri : lesi primer bersifat degeneratiff dan nekrotik dengan respons radang sekunder.
5)    Fibras myocarditis adalah fibrosis fokal/difus mikardial yang disebabkan oleh peradangan kronik.
6)    Giant cell myocarditis adalah subtype miokarditis akut terisolasi yang ditandai dengan adanya sel raksasa multinukleus dan sel-sel radang lain, termasuk limfosit, sel plasma dan makrofag dan oleh dilatasi ventikel, trombi mural, dan daerah nekrosis yang tersebar luas.
7)    Hypersensitivity myocarditis adalah mikarditis yang disebabkan reaksi alergi yang disebabkan oleh hipersensitivitas terhadap berbagai obat, terutama sulfonamide, penicillin, dan metildopa.
8)    Infection myocarditis adalah disebabkan oleh agen infeksius ; termasuk bakteri, virus, riketsia, protozoa, spirochaeta, dan fungus. Agen tersebut dapat merusak miokardium melalui infeksi langsung, produksi toksin, atau perantara respons immunologis.
9)    Interstitial myocarditis adalah mikarditis yang mengenai jaringan ikat interstitial.
10)    Parenchymatus myocarditis adalah miokarditis yang terutama mengenai substansi ototnya sendiri.
11)    Protozoa myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan oleh protozoa terutama terjadi pada penyakit Chagas dan toxoplasmosis.
12)    Rheumatic myocarditis adalah gejala sisa yang umum pada demam reumatik.
13)    Rickettsial myocarditis adalah mikarditis yang berhubungan dengan infeksi riketsia.
14)    Toxic myocarditis adalah degenerasi dan necrosis fokal serabut miokardium yang disebabkan oleh obat, bahan kimia, bahan fisik, seperti radiasi hewan/toksin serangga atau bahan/keadaan lain yang menyebabkan trauma pada miokardium.
15)    Tuberculosis myocarditis adalah peradangan granulumatosa miokardium pada tuberkulosa.
16)    Viral myocarditis disebabkan oleh infeksi virus terutama oleh enterovirus ; paling sering terjadi pada bayi, wanita hamil, dan pada pasien dengan tanggap immune rendah (Dorland, 2002).
D.    PATOFISIOLOGI
Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui tiga mekanisme dasar :
1)    Invasi langsung ke miokard.
2)    Proses immunologis terhadap miokard.
3)    Mengeluarkan toksin yang merusak miokardium.
Proses miokarditis viral ada 2 tahap :
Fase akut berlangsung kira-kira satu minggu, dimana terjadi invasi virus ke miokard, replikasi virus dan lisis sel. Kemudian terbentuk neutralizing antibody dan virus akan dibersihkan atau dikurangi jumlahnya dengan bantuan makrofag dan natural killer cell (sel NK).
Pada fase berikutnya miokard diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan system immune akan diaktifkan antara lain dengan terbentuknya antibody terhadap miokard, akibat perubahan permukaan sel yang terpajan oleh virus. Fase ini berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan dan diikuti kerusakan miokard dari yang minimal sampai yang berat (FKUI, 1999).
E.    GEJALA KLINIS
•    Letih.
•    Napas pendek
•    Detak jantung tidak teratur.
•    Gejala-gejala lain karena gangguan yang mendasarinya (Griffith, 1994).
•    Menggigil.
•    Demam.
•    Anoreksia.
•    Nyeri dada.
•    Dispnea dan disritmia.
•    Tamponade ferikardial/kompresi (pada efusi perikardial) (DEPKES, 1993).
F.    KOMPLIKASI
1)    Kardiomiopati kongestif/dilated.
2)    Payah jantung kongestif.
3)    Efusi perikardial.
4)    AV block total.
5)    Trombi Kardiac (FKUI, 1999).
G.    PENATALAKSANAAN
1)    Perawatan untuk tindakan observasi.
2)    Tirah baring/pembatasan aktivitas.
3)    Antibiotik atau kemoterapeutik.
4)    Pengobatan sistemik supportif ditujukan pada penyakti infeksi sistemik (FKUI, 1999).
5)    Antibiotik.
6)    Obat kortison.
7)    Jika berkembang menjadi gagal jantung kongestif : diuretik untuk mnegurangi retensi ciaran ; digitalis untuk merangsang detak jantung ; obat antibeku untuk mencegah pembentukan bekuan (Griffith, 1994).





BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN MIOKARDITIS
A.    PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh (Boedihartono, 1994 : 10).
Pengkajian pasien myocarditis (Marilynn E. Doenges, 1999) meliputi :
1.    Aktivitas / istirahat
Gejala : kelelahan, kelemahan.
Tanda : takikardia, penurunan tekanan darah, dispnea dengan aktivitas.
2.    Sirkulasi
Gejala : riwayat demam rematik, penyakit jantung congenital, bedah jantung, palpitasi, jatuh pingsan.
Tanda : takikardia, disritmia, perpindaha titik impuls maksimal, kardiomegali, frivtion rub, murmur, irama gallop (S3 dan S4), edema, DVJ, petekie, hemoragi splinter, nodus osler, lesi Janeway.
3.    Eleminasi
Gejala : riwayat penyakit ginjal/gagal ginjal ; penurunan frekuensi/jumlsh urine.
Tanda : urin pekat gelap.
4.    Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakkan menelan, berbaring.
Tanda : perilaku distraksi, misalnya gelisah.

5.    Pernapasan
Gejala : napas pendek ; napas pendek kronis memburuk pada malam hari (miokarditis).
Tanda : dispnea, DNP (dispnea nocturnal paroxismal) ; batuk, inspirasi mengi ; takipnea, krekels, dan ronkhi ; pernapasan dangkal
6.    Keamanan
Gejala : riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis ; trauma dada ; penyakit keganasan/iradiasi thorakal ; dalam penanganan gigi ; pemeriksaan endoskopik terhadap sitem GI/GU), penurunan system immune, SLE atau penyakit kolagen lainnya.
Tanda : demam.
7.    Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : terapi intravena jangka panjang atau pengguanaan kateter indwelling atau penyalahgunaan obat parenteral.
B.    PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1)    Laboratorium : leukosit, LED, limfosit, LDH.
2)    Elektrokardiografi.
3)    Rontgen thorax.
4)    Ekokardiografi.
5)    Biopsi endomiokardial (FKUI, 1999).
C.    DIAGNOSA DAN INTERVENSI  KEPERAWATAN
1.    Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi, iskemia jaringan.
Tujuan : nyeri hilang atau terkontrol.
Kriteria Hasil : - Nyeri berkurang atau hilang
-    Klien tampak tenang.
Intervensi dan Implementasi :
•    Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan awitan dan faktor pemberat atau penurun. Perhatikan petunjuk nonverbal dari ketidaknyamanan, misalnya ; berbaring dengan diam/gelisah, tegangan otot, menangis.
Rasional : pada nyeri ini memburuk pada inspirasi dalam, gerakkan atau berbaring dan hilang dengan duduk tegak/membungkuk.
•    Berikan lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan misalnya ; perubahan posisi, gosokkan punggung, penggunaan kompres hangat/dingin, dukungan emosional.
Rasional : tindakan ini dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik dan emosional pasien.
•    Berikan aktivitas hiburan yang tepat.
Rasional : mengarahkan kembali perhatian, memberikan distraksi dalam tingkat aktivitas individu.
•    Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai indikasi (agen nonsteroid : aspirin, indocin ; antipiretik ; steroid).
R : dapat menghilangkan nyeri, menurunkan respons inflamasi, menurunkan demam ; steroid diberikan untuk gejala yang lebih berat.
•    Kolaborasi mberian oksigen suplemen sesuai indikasi.
R : memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk menurunkan beban kerja jantung.
2.    Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot miokard, penurunan curah jantung.
Tujuan : pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.
Kriteria hasil : - perilaku menampakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri.
-    Pasien mengungkapkan mampu untuk melakukan beberapa aktivitas tanpa dibantu.
-    Koordinasi otot, tulang dan anggota gerak lainya baik.
Intervensi dan Implementasi :
-    Kaji respons pasien terhadap aktivitas. Perhatikan adanya perubahan dan keluhan kelemahan, keletiahan, dan dispnea berkenaan dengan aktivitas.
Rasional : miokarditis menyebabkan inflamasi dan kemungkinan kerusakan fungsi sel-sel miokardial.
-    Pantau frekuensi/irama jantung, TD, dan frekuensi pernapasan sebelum dan setelah aktivitas dan selama diperlukan.
Rasional : membantu menentukan derajat dekompensasi jantung dan pulmonal. Penurunan TD, takikardia, disritmia, dan takipnea adalah indikatif dari kerusakan toleransi jantung terhadap aktivitas.
-    Pertahankan tirah baring selama periode demam dan sesuai indikasi.
Rasional : meningkatkan resolusi inflamasi selama fase akut.
-    Rencanakan perawatan dengan periode istirahat/tidur tanpa gangguan.
Rasional : memberikan keseimbangan dalam kebutuhan dimana aktivitas bertumpu pada jantung.
-    Bantu pasien dalam program latihan progresif bertahap sesegera mungkin untuk turun dari tempat tidur, mencatat respons tanda vital dan toleransi pasien pada peningkatan aktivitas.
Rasional : saat inflamasi/kondisi dasar teratasi, pasien mungkin mampu melakukan aktivitas yang diinginkan, kecuali kerusakan miokard permanen/terjadi komplikasi.
-    Kolaborasi pemberian oksigen suplemen sesuai indikasi.
Rasional : memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk menurunkan beban kerja jantung.
3.    Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan degenerasi otot jantung, penurunan/kontriksi fungsi ventrikel.
Tujuan : mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung.
Kriteria Hasil :
-    Melaporkan/menunjukkan penurunan periode dispnea, angina, dan disritmia.
-    Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil.
Intervensi dan Implementasi :
-    Pantau frekuensi/irama jantung, TD, dan frekuensi pernapasan sebelum dan setelah aktivitas dan selama diperlukan.
Rasional : membantu menentukan derajat dekompensasi jantung dan pulmonal. Penurunan TD, takikardia, disritmia, dan takipnea adalah indikatif dari kerusakan toleransi jantung terhadap aktivitas.
-    Pertahankan tirah baring dalam posisi semi-Fowler.
Rasional : menurunkan beban kerja jantung, memaksimalkan curah jantung.
-    Auskultasi bunyi jantung. Perhatikan jarak/muffled tonus jantung, murmur, gallop S3 dan S4.
Rasional : memberikan deteksi dini dari terjadinya komplikasi misalnya : GJK, tamponade jantung.
-    Berikan tindakan kenyamanan misalnya ; perubahan posisi, gosokkan punggung, dan aktivitas hiburan dalam tolerransi jantung.
Rasional : meningkatkan relaksasi dan mengarahkan kembali perhatian.
4.    Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, rencana pengobatan berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya ingat, mis- intepretasi informasi, keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosa.
Tujuan : menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan.
Kriteria hasil :
-    Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu diperhatikan.
-    Memperlihatan perubahan perilaku untuk mencegah komplikasi..
Intervensi dan Implementasi :
-    Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar termasuk orang terdekat.
Rasional : Perasaan sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi minat pasien/orang terdekat untuk mempelajari penyakit.
-    Jelaskan efek inflamasi pada jantung, secara individual pada pasien. Ajarakkn untuk memperhatikan gejala sehubungan dengan komplikasi/berulangnya dan gejala yang dilaporkan dengan segera pada pemberi perawatan, contoh ; demam, peningkatan nyeri dada yang tak biasanya, peningkatan berat badan, peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
Rasional : untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri, pasien perlu memahami penyebab khusus, pengobatan dan efek jangka panjang yang diharapkan dari kondisi inflamasi, sesuai dengan tanda/gejala yang menunjukan kekambuhan/komplikasi.
-    Anjurkan  pasien/orang terdekat tentang dosis, tujuan dan efek samping obat; kebutuhan diet ; pertimbangan khusus ; aktivitas yang diijinkan/dibatasi.
Rasional : informasi perlu untuk meningkatkan perawatan diri, peningkatan keterlibatan pada program terapeutik, mencegah komplikasi.
-    Kaji ulang perlunya antibiotic jangka panjang/terapy antimicrobial.
Rasional : perawatan di rumah sakit lama/pemberian antibiotic IV/antimicrobial perlu sampai kultur darah negative/hasil darah lain menunjukkan tak ada infeksi.
D.    EVALUASI
Evaluasi addalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001).
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999) adalah :
1.    Nyeri hilang atau terkontrol
2.    Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.
3.    Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung.
4.    Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan dapat di simpulkan bahwa myocarditis adalah peradangan/inflamasi otot jantung oleh berbagai penyebab terutama agen-agen infeksi.Selain itu Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui tiga mekanisme dasar :
1.    Invasi langsung ke miokard.
2.    Proses immunologis terhadap miokard.
3.    Mengeluarkan toksin yang merusak miokardium.
E.    SARAN
Untuk menghindari penyakit ini ada beberapa  hal yang bisa anda lakukan di antaranya :
-    Hindari Rokok
Penelitian mengatakan bahwa orang yang merokok memiliki peluang 2 kali lipat sakit jantung dibanding dengan orang yang tidak merokok atau perokok pasif. Saat anda berhenti merokok, resiko itu akan berangsur menurun
-    Kurangi Garam
Garam dapat menyebabkan hipertensi yang nantinya dapat meningkatkan resiko terjadinya serangan jantung. Untuk menjaga kesehatan, konsumsi lebih banyak sayur-sayuran dan buah-buahan.
-    Kurangi Alkohol
Konsumsi alkohol juga dapat merusak otot cardiac yang dapat meningkatkan terjadinya serangan jantung
-    Olah Raga Teratur
Jantung terdiri dari otot otot dan otot-otot tersebut membutuhkan latihan. Salah satu cara adalah dengan melakukan olah raga. Para ahli menyarankan olah raga teratur sekitar 30 menit setiap hari untuk menjaga kesehatan tubuh anda.
-    Jaga Body Mass Index (BMI)
Dengan menjaga BMI atau berat badan ideal anda mengurangi kinerja jantung sehingga jantung anda menjadi lebih sehat.
-    Rutin Cek Kolesterol
Orang yang memiliki kolesterol yang tinggi memiliki resiko yang tinggi terhadap serangan jantung, stroke, dan penyakit yang mempengaruhi sirkulasi darah dalam tubuh. Oleh karena itu check up kolesterol secara rutin sangat baik untuk menjadi indikasi kesehatan jantung kita.
Apabila tekanan darah anda tinggi, anda dapat menguranginya dengan berolah raga dan makan makanan yang banyak mengandung serat.

DAFTAR PUSTAKA
•    http://asuhan-keperawatan-patriani.blogspot.com/2008/07/askep-myocarditis.html
•    http://yosuapenta.multiply.com/journal/item/7/Miokarditis
•    http://www.infokedokteran.com/info-obat/diagnosis-dan-penatalaksanaan-pada-miokarditis.html

Makalah Kebidanan (KONSEP KEBIDANAN)

MAKALAH

KONSE KEBIDANAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pengembangan karir merupakan kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang jabatan dan jenjang pangkat bagi seorang pegawai negri pada suatu organisasi dalam jalur karir yang telah ditetapkan dalam organisasinya.Pengembangan karir bidan meliputi karir fungsional dan karir struktural.Pada saat ini pengembangan karir bidan secara fungsional telah disiapkan dengan jabatan fungsional bagi bidan,serta melalui pendidikan berkelanjutan baik secara formal maupun non formal yang hasil akhirnya akan meningkatkan kemampuan profesional bidan dalam melaksanakan fungsinya.Fungsi bidan nantinya dapat sebagai pelaksana,pendidik,peneliti, bidan koordinator dan bidan penyelia.
Sedangkan karir bidan dalam jabatan struktural tergantung dimana bidan bertugas apakah dirumah sakit,puskesmas,bidan didesa atau instansi swasta.Karir tersebut dapat dicapai oleh bidan ditiap tatanan pelayanan kebidanan/kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan ,kesempatan,dan kebijakan yang ada.
B.    Rumusan Masalah
1.    Bagaimana posisi bidan sebagai Profesi
2.    Bagaimana teori dan konsep kebidanan
3.    Jelaskan tentang sanksi dan penghargaan bagi Bidan
4.    Bagaimana Prinsip pengembangan karir bidan
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Kebidanan Sebagai Propesi
Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang, khusus. Sebagai pelayan profesional yang merupakan bagian integral darn pelayanan kesehatan. Bidan mempunyai togas yang sangat unik, yaitu:
1.    Selalu mengedepankan fungsi ibu Sebagai pendidik bagi anak-anaknya.
2.    Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat melalui proses pendidikan dan jenjang tertentu
3.    Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat,
4.    Anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan dengan tetap memegang teguh kode etik profesi.
Hal tersebut akan terus diupayakan oleh para bidan sehubungan dengan anggota profesi yang harus memberikan pelayanan profesional. Tentunya harus diimbangi dengan kesempatan memperoleh pendidikan lanjutan, pelatihan, dan selalu berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan. sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, perlu dibahas bahwa bidan tergolong jabatan profesional. Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu jabatan struktural dan jabatan fungsional. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tugas ada dan diatur berjenjang dalam suatu organisasi, sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan negara.
Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan fungsional  juga berorientasi kwalitatif. Dalam konteks inilah jabatan bidan adalah jabatan fungsional profesional. dan wajarlah apabila bidan tersebut  mendapat tunjangan proresional.
Bidan sebagai profesi memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu:
1.    Bidan disiapkan melalui pendidikan formal agar lulusannya dapat melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya secara profesional.
2.    Bidan memiliki alat yang dijadikan panduan dalam menjalankan profesinya, yaitu standar pelayanan kebidanan, kode etik,dan etika kebidanan
3.    Bidan memiliki kelompok pengetahuan yang jelas dalam menjalankan profesinya.
4.    Bidan memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya.
5.    Bidan memberi pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
6.    Bidan memiliki organisasi profesi
7.    Bidan memiliki karakteristik yang khusus dan dikenal serta dibutuhkan masyarakat

B.    Teori dan Konseptual Kebidanan
1.    Teori Reva Rubin
Menekan pada pencapaian peran sebagai ibu, untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau latihan. Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan di alaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi khususnya perubahan psikologis dalam kehamilan dan setelah persalinan.
Menurut Reva Rubin, seorang wanita sejak hamil sudah memiliki harapan-harapan antara lain:
a.    kesejahteraan ibu dan bayi
b.    penerimaan dari masyarakat
c.    penentuan identitas diri
d.    mengetahui tentang arti memberi dan menerima perubahan umum pada perempuan hamil:
1)    ketergantungan dan butuh perhatian
2)    membutuhkan sosialisasi
Tahap_tahap psikologis yang biasa dilalui oleh calon ibu dalam mencapai peran nya:
a)    anticipatory stage
seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain.
b)    honeymoon stage
Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu memerlukan bantuan dari anggota keluarga yang lain.
c)    Plateu stage
Ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Pada tahap ini ibu memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian melanjutkan sendiri.
d)    Disengagement
Merupakan tahap penyelesain latihan peran sudah berakhir.
Aspek-aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu adalah gambaran tentang idaman, gambaran diri dan tubuh. Gambaran diri seorang wanita adalah pandangan wanita tentang dirinya sendiri sebagai bagian dari pengalaman dirinya, sedangkan gambaran tubuh adalah berhubungan dengan perubahan fisik yang tejadi selama kehamilan.
Arti dan efek kehamilan pada pasangan.
1.    pasangan merasakan perubahan tubuh pasanganya pada kehamilan 8 (delapan) bulan sampai dengan 3(tiga) bulan setelah melahirkan.
2.    lelaki juga mengalami perubahan fisik dan psikososial selama wanita hamil.
3.    anak-anak akan di lahirkan merupakan gabungan dari tiga macam perbedaan:
a.    hubungan ibu dengan pasangan
b.    hubungan ibu dengan janin yang berkembang
c.    hubungan ibu dengan individu yang unik
4.    ibu tidk pernah lagi menjadi sendiri
5.    tugas yang harus di lakukan ibu atau pasangan dalam kehamilan:
a.    percaya bahwa ia hamil dan berhubungan dengan janin dalam satu tubuh
b.    persiapan terhadap pemisahan secara fisik pada kelahiran janin
c.    penyelesaiaan dan identifikasi kebinggungan dengan peran transisi.
6.    reaksi yang umum pada kehamilan:
a.    Trimester satu:ambivalen, takut, tantasi, khawatir.
b.    Trimester dua: parasaan enak metykebutuhan untuk mempelajari perkembangan dan pertumbuhan janin menjadi narsistik, pasif, introvent, egosentrik dan self centered.
c.    Trimester tiga: berperasaan aneh, semberono, jelek, menjadi introvert, merefleksikan terhadap pengalaman masa kecil.
Aspek yang di identifikasi dalam peran ibu:
a.    gambaran tentang idaman bayi sehat.
b.    gambaran tentang diri memandang tentang pengalaman yang dia lakukan.
c.    gambaran tubuh, gambaran ketika hamil dan setelah nifas.
Beberapa tahapan aktifitas penting sebelim seseorang menjadi seorang ibu.
1.    Taking on (tahapan meniru)
Seorang wanita dalam pencapaiaan sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan melakukan peran seorang ibu.
2.    Taking in
Seorang wanita sedang membayangkan peran yang dilakukannya . introjektion, projection dan rejection merupakan tahap di mana wanita membedakan model-model yang sesuai dengan keinginannya.
3.    Letting go
Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah di lakukannya. Pada tahap ini seorang akan meninggalkan perannya di masa lalu.
Adaptasi psikososial pada masa post partum:
Keberhasilan masa transisi menjadi orang tua pada masa post partum di pengaruhi oleh:
a.    respon dan dukungan dari keluarga
b.    hubungan antara melahirkan dengan harapan-harapan
c.    pengalaman melahirkan dam membesarkan anak yang lalu
d.    budaya
Reva rubin mengklasifikasikan tahapan ini menjadi tiga tahap yaitu:
a.    periode taking in (hari pertama hingga kedua setelah melahirkan)
1.    ibu masih pasif dan tergantung pada orang lain
2.    perhatian ibu tertuju pada ke khawatiran pada perubahan tubuhnya
3.    ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman ketika melahirakan
4.    memerlikan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan tubuh kekondisi normal
5.    nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan peningkatan nutrisi. Kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi tubuh tidak berlangsung normal.
b.    periode taking hold (hari kedua hingga ke empat setelah melahirkan)
1.    ibu memperhatikan kemampuan menjadi orang tua dan meningkatkan tanggung jawab akan bayinya
2.    ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, BAK, BAB dan daya tahan tubuh
3.    ibu cenderung terbuka menerima nasihat bidan dan kritikan pribadi
4.    ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi seperti menggendong, menyusui, memandikan dan mengganti popok
5.    kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena merasa tidak mampu membesarkan bayinya
c.    periode letting go
1.    terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan di pengaruhi oleh dukungan serta perhatian keluarga
2.    ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan memahami kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu dalam kebebasan dan hubungan social
2.    Teori Ramona Marcer
Teori ini lebih menekan pada stress antepartum (sebelum melahirkan) dalam pencapaiaan peran ibu, marcer membagi teorinya menjadi dua pokok bahasan:
a.    Efek stress Anterpartum
stress Anterpartum adalah komplikasi dari resiko kehamilan dan pengalaman negative dari hidup seorang wanita, tuuan asuhan yang di berikan adalah : memberikan dukungan selama hamil untuk mengurangi ketidak percayaan ibu.
Penilitian mercer menunjukkan ada enam faktor yang berhubungan dengan status kesehatan ibu, yaitu:
1.    Hubungan Interpersonal
2.    Peran keluarga
3.    Stress anterpartum
4.    Dukungan social
5.    Rasa percaya diri
6.    Penguasaan rasa takut, ragu dan depresi
Maternal role menurut mercer adalah bagai mana seorang ibu mendapatkan identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan penjabaran yang lengkap dengan dirinya sendiri.
b.    Pencapaian peran ibu
Peran ibu dapat di capai bila ibu menjadi dekat dengan bayinya termasuk mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran, lebih lanjut mercer menyebutkan tentang stress anterpartum terhadap fungsi keluarga, baik yang positif ataupun yang negative. Bila fungsi keluarganya positif maka ibu hamil dapat mengatasi stress anterpartum, stress anterpartum karena resiko kehamilan dapat mempengaruhi persepsi terhadap status kesehatan, dengan dukungan keluarga dan bidan maka ibu dapat mengurangi atau mengatasi stress anterpartum.
Perubahan yang terjadi pada ibu hamil selama masa kehamilan (Trisemester I, II dan III) merupakan hal yang fisiologis sesuai dengan filosofi asuhan kebidanan bahwa menarche, kehamilan, nifas, dan monopouse merupakan hal yang fisiologis.
Perubahan yang di alami oleh ibu, selama kehamilan terkadang dapat menimbulkan stress anterpartum, sehingga bidan harus memberikan asuhan kepada ibu hamil agar ibu dapat menjalani kehamilannya secara fisiologis (normal), perubahan yang di alami oleh ibu hamil antara lain adalah:
a.    Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan bayinya.
b.    ibu memerlukan sosialisasi
c.    ibu cenderung merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi  pada tubuhnya
d.    Ibu memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan kehamilan ke masa menyiapkan kelahiran dan menerima bayinya.
Empat tahapan dalam melaksanakan peran ibu menuru Mercer:
a.    Anticipatory
Saat sebelum wanita menjadi ibu, di mana wanita mulai melakukan penyesuaian social dan psikologis dengan mempelajri segala sesuatuyang di butuhkan untuk menjadi seorang ibu.
b.    Formal
Wanita memasuki peran ibu yang sebenarnya, bimbingan peran di butuhkan sesuai dengan kondisi system social
c.    Informal
Di mana wanita telam mampu menemukan jalan yang unik dalam melaksanakan perannya
d.    Personal
merupakan peran terakhir, di mana wanita telah mahir melakukan perannya sebagai ibu.
Sebagai bahan perbandingan, Reva Rubin menyebutkan peran ibu telah di mulai sejak ibu menginjak kehamilan pada masa 6 bulan setelah melahirkan, tetapi menurut Mercer mulainya peran ibu adalah setelah bayi bayi lahir 3-7 bulan setelah dilahirkan.
Wanita dalam menjalankan peran ibu di pengaruhi oleh faktor –faktor sebagai berikut:
a.    Faktor ibu
1.    Umur ibu pada saat melahirkan
2.    Persepsi ibu pada saat melahirkan pertama kali
3.    Stress social
4.    Memisahkan ibu pada anaknya secepatnya
5.    Dukungan social
6.    Konsep diri
7.    Sifat pribadi
8.    Sikap terhadap membesarkan anak
9.    Status kesehatan ibu.
b.    Faktor bayi
1.    Temperament
2.    Kesehatan bayi
c.    Faktor-faktor lainnya
1.    Latar belakang etnik
2.    Status pekawinan
3.    Status ekonomi
Dari faktor social support, mercer mengidentifikasikan adanya empat factor pendukung:
a.    Emotional support
Yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan mengerti.
b.    Informational support
Memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan ibu sehingga dapat membantu ibu untuk menolong dirinya sendiri
c.    Physical support
Misalnya dengan membantu merwat bayi dan memberikan tambahan dana
d.     Appraisal support
Ini memungkinkan indifidu mampu mengevaluasi dirinya sendiri dan pencapaiaan peran ibu
Mercer menegaskan bahwa umur, tingkat pendidikan, ras, status perkawinan, status ekonomi dan konsep diri adalah faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam pencapaiaan peran ibu. Peran bidan yang di harapkanoleh mercer dalam teorinya adalah membantu wanita dalam melaksanakan tugas dan adaptsi peran dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaiaan peran ini dan kontribusi dari stress antepartum.
3.    Teori Jean ball
Teori kursi goyang , keseimbangan emosional ibu. Tujuan asuhan maternitus agar ibu mampu melaksanakan tugasnya sebagai ibu bauk fisik maupun psikologis.
Ada dua teori Jean ball yaitu:
a. Teori stress
b. Teori dasar
Hipotesa Ball, respon emotional wanita terhadap perubahan yang terjadi bersamaan dengan kelahiran anak yang mempengaruhi personality seseorang dan dengan dukungan yang berarti mereka mendapatkan sistem keluarga dan sosial. Persipan yang telah di lakukan bidan pada masa postnatal akan mempengaruhi respon emotional wanita terhadap perubahan akibatproses kelahiran tersebut. Kesejahteraan wanita setelah melahirkan tergantung pada personality dan kepribadian, sistem dukungan pribadi dan dukungan dari pelayanan maternitas.
Ball menemukan teori kursi goyang terdiri dari tiga elemen, yaitu:
1.    Pelayanan maternitas
2.    Pandangan masyarakat terhadap keluarga
3.    Sisi penyangga atau support terhadap kepribadian keluarga
4.    Teori Ernestine Wiedenbach
a.    The agent : mid wife
Filosofi yang di kemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi yang segera untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan untuk persipan menjadi orang tua.
b.    The recipient
Meliputi : wanita, keluarga dan masyarakat. Recipient menurut Widenbach adalah individu yang mampu menetukan kebutuhannya akan bantuan.
c.    The Goal / purpose
Di sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu dengan memperhatikan tingkah laku fisik, emosional atau fisioogikal
d.    The Means
Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan ada empat tahapan yaitu:
a.    Identifikasi kebutuhan klient, memerlukan keterampilan dan ide
b.    Memberikan dukungan dalam mencapai pertolongan yang di butuhkan (ministration)
c.    Memberikan bantuan sesuai kebutuhan (validation)
d.    Mengkoordinasi tenaga yang ada untuk memberikan bantuan (coordination)
e.    The frame work meliputi lingkungan sosial, organisasi dan profesi
C.    Sanksi Dan Penghargaan Bagi Bidan
Menurut Gibson (1987) ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja seseorang antara lain :
1.    Faktor individu: kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman tingkat sosial dan demografi seseorang.
2.    Faktor psikologis: persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja
3.    Faktor organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system)
Tujuan
a.    Meningkatkanprestasi kerja staf, baik secara individu maupun dalam kelompok setinggi tingginya. Peningkatan prestasi kerja perorangan pada gilirannya akan mendorong kinerja staf.
b.    Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan meningkatkan hasil kerja melalui prestasi pribadi.
c.    Memberikan kesempatan kepada staf untuk menyampaikan perasaannya tentang pekerjaan, sehingga terbuka jalur komunikasi dua arah antara pimpinan dan staf.
Pemeliharaan SDM perlu diimbangi dengan sistem ganjaran (reward system), baik yang berupa finansial, seperti gaji, tunjangan, maupun yang bersifat material seperti; fasilitas kendaraan, perubahan, pengobatan, dll dan juga berupa immaterial seperti ; kesempatan untuk pendidikan dan pelatihan, dan lain-lain.
Pemeliharaan SDM yang disertai dengan ganjaran (reward system) akan berpengaruh terhadap jalannya organisasi. Tujuan utama dari pemeliharaan adalah untuk membuat orang yang ada dalam organisasi betah dan bertahan, serta dapat berperan secara optimal.
Salah satu upaya untuk meningkatkan SDM Keperawatan adalah melalui pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, mengikuti pelatihan perawatan keterampilan teknis atau keterampilan dalam hubungan interpersonal. Faktor yang mempengaruhi kinerja perawat adalah iklim organisasi yaitu kurangnya semangat kelompok, kurangnya kerja sama antara pimpinan dengan karyawan baik struktural maupun fungsional.
Penghargaan yang diberikan kepada perawat belum meningkatkan kinerja mereka. Sebaliknya penerapan sangsi juga tidak jelas kepada perawat yang melakukan kesalahan atau tidak disiplin.
D.    Prinsip Pengembangan Karir Bidan
1.    Pendidikan lanjutan
Pendidikan Berkelanjutan adalah Suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, hubungan antar manusia dan moral bidan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan / pelayanan dan standar yang telah ditentukan oleh konsil melalui pendidikan formal dan non formal.
Dalam mengantisipasi tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin bermutu terhadap pelayanan kebidanan, perubahan – perubahan yang cepat dalam pemerintahan maupun dalam masyarakat dan perkembangan IPTEK serta persaingan yang ketat di era global ini diperlukan tenaga kesehatan khususnya tenaga bidan yang berkualitas baik tingkat pengetahuan, ketrampilan dan sikap profesionalisme.
Pengembangan pendidikan kebidanan seyogyanya dirancang secara berkesinambungan, berjenjang dan berlanjut sesuai dengan prinsip belajar seumur hidup bagi bidan yang mengabdi ditengah – tengah masyarakat. Pendidikan yang berkelanjutan ini bertujuan untuk mempertahankan profesionalisme bidan baik melalui pendidikan formal, maupun pendidikan non formal. Namun IBI dan pemerintah menghadapi berbagai kendala untuk memulai penyelenggaraan program pendidikan tersebut.
Pendidikan formal yang telah dirancang dan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta dengan dukungan IBI adalah program D III dan D IV Kebidanan. Pemerintah telah berupaya untuk menyediakan dana bagi bidan di sektor pemerintah melalui pengiriman tugas belajar keluar negeri. Di samping itu IBI mengupayakan adanya badan – badan swasta dalam dan luar negeri khusus untuk program jangka pendek. Selain itu IBI tetap mendorong anggotanya untuk meningkatkan pendidikan melalui kerjasama dengan universitas di dalam negeri.
Skema pola pengembangan pendidikan kebidanan











2.    Job fungsional
Job fungsional (jabatan fungsional) merupakan Kedudukan yang menunjukkan tugas,kewajiban hak serta wewenang pegawai negri sipil yang dalam melaksanakan tugasnya diperlukan keahlian tertentu serta kenaikan pangkatnya menggunakan angka kredit.
3.    Prinsip pengembangan karir bidan dikaitkan dengan peran,fungsi,dan tanggung jawab bidan
Peran,fungsi bidan dalam pelayanan kebidanan adalah sabagai pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti.
a.    Sebagai pelaksana
Sebagai pelaksana, bidan melaksanakannya sebgai tugas mandiri, kolaborasi / kerjasama dan ketergantungan.
1)    Tugas Mandiri
a)    Menerapkan  manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan.
b)    Memberikan pelayanan pada anak dan wanita pra nikah dengan melibatkan klien
c)    Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal.
d)    Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien / keluarga.
e)    Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
f)    Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien / keluarga
g)    Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana
h)    Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium dan menopause
i)    Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga
2)    Tugas Kolaborasi
a)    Menerapkan  manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
b)    Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi
c)    Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
d)    Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan klien dan keluarga
e)    Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi serta kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga.
f)    Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi atau kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga.
3)    Tugas Ketergantungan / Merujuk
a)    Menerapkan  manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga
b)    Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan kegawat daruratan
c)    Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga
d)    Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu masa nifas dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga
e)    Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga
f)    Memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan klien / keluarga
b.    Sebagai pengelola
1)    Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat / klien.
a)    Bersama  tim kesehatan dan pemuka masyarakat mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan dan mengembangkan program pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.
b)    Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian dengan mayarakat.
c)    Mengelola kegiatan – kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak serta KB sesuai dengan program.
d)    Mengkoordinir, mengawasi dalam melaksanakan program / kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta KB
e)    Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak serta KB termasuk pemanfaatan sumber – sumber yang ada pada program dan sektor terkait.
f)    Mengerakkan, mengembangkan kemampuan masyarakat dan memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan potensi – potensi yag ada.
g)    Mempertahankan, meningkatkan mutu dan kegiatan – kegiatan dalam kelompok p[rofesi.
h)    Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.
2)    Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan dan tenaga kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya.
a)    Bekerjasama  dengan puskesmas, institusi sebagai anggota tim dalam memberikan asuhan kepada klien dalam bentuk konsultasi rujukan dan tindak lanjut.
b)    Membina hubungan baik dengan dukun, kader kesehatan / PLKB dan masyarakat
c)    Memberikan pelatihan, membimbing dukun bayi, kader dan petugas kesehatan lain.
d)    Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi
e)    Membina kegiatan – kegiatan yang ada di masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan.
c.    Sebagai pendidik
1)    Memberikan  pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tentang penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana.
a)    Bersama  klien pengkaji kebutuhan akan pendidikan dan penyuluhan kesehatan masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana.
b)    Bersama klien pihak terkait menyusun rencana penyuluhan kesehatan masyarakat sesuai dengan kebutuhan yang telah dikaji, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
c)    Menyiapkan alat dan bahan penddikan dan penyuluhan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
d)    Melaksanankan program / rencana pendidikan dan penyuluhan kesehatan masyarakat sesuai dengan rencana jangka pendek dan jangka panjang melibatkan unsur – unsur yang terkait termasuk masyarakat.
e)    Bersama klien mengevaluasi hasil pendidikan / penyuluhan kesehatan masyarakat dan menggunakannya untuk memperbaiki dan meningkatkan program dimasa yang akan datang.
f)    Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil pendidikan / penyuluhan kesehatan masyarakat secara lengkap dan sistematis.
2)    Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan serta membina dukun di wilayah atau tempat kerjanya.
a)    Mengkaji  kebutuhan latihan dan bimbingan kader, dukun dan siswa
b)    Menyusun rencana latihan dan bimbingan sesuai dengan hasil pengkajian
c)    Menyiapkan alat, dan bahan untuk keperluan latihan bimbingan peserta latih sesuai dengan rencana yang telah disusun
d)    Melaksanakan pelatihan dukun dan kader sesuai dengan rencana yang telah disusun dengan melibatkan unsur – unsur terkait
e)    Membimbing siswa bidan dalam lingkup kerjanya
f)    Menilai hasil latihan dan bimbingan yang telah diberikan
g)    Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program bimbingan
h)    Mendokumentasikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi pelatihan dan bimbingan secara sistematis dan lengkap.
d.    Sebagai peneliti
Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun secara kelompok.
1)    Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan
2)    Menyusun rencana kerja pelatihan
3)    Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana
4)    Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi
5)    Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut
6)    Memanfaatkan hasil investigasi untuk mningkatkan dan mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan.
4.    Tanggung Jawab Bidan
a)    Konseling
1)    Remaja putri
2)    Pranikah
3)    Prahamil
4)    Ibu hamil
5)    Ibu bersalin
6)    Ibu nifas
7)    Klimakterium
8)    Menopause
b)    Pelayanan kebidanan normal
1)    Hamil
2)    Bersalin
3)    Nifas
4)    Pemeriksaan fisik
5)    Senam hamil
6)    Pengendalian anemia
7)    Amniotoni
8)    Uterotonika
9)    ASI eksklusif
c)    Pelayanan kebidanan abnormal
1)    Hamil: abortus imminens.hiperemisis tingkat I , pre eklamsi, anemia, suntikan penyulit
2)    Persalinan: Letak sungsang, KPD tanpa infeksi, HPP, laserasi,dan distosia
3)    Pertolongan nifas abnormal: Retensio plasenta, renjatdan infeksi, plasenta manual, jaringan konsepsi,kompresi bimanual, uterotonik kala III + IV
4)    Ginekologi : Keputihan, penundaan haid, rujuk
d)    Pelayanan kebidanan pada anak
1)    Intranatal
2)    Hipotermi
3)    Kontak dini
4)    ASI eksklusif
5)    Perawatan tali pusat
6)    Resusitasi pada bayi asfiksia
7)    Minum sonde dan pipet
8)    Tsimulasi tumbuh kembang
9)    Imunisasi lengkap
10)    Pengobatan ringan pada penyakit ringan
e)    Pelayanan KB
1)    Penanganan efek samping
2)    Pemberian alat kontrasepsi sesuai pilihan
3)    Suntik pil
4)    Pasang AKBK
5)    Lepas AKBK tanpa penyulit
6)    Penyuluhan IMS dan narkoba
f)    Pelayanan kesehatan masyarakat
g)    Pembinaan peran serta
h)    Pelayanan kebidanan komunitas
i)    Deteksi dini
j)    Deteksi dini, pertolongan I rujuk, IMS,narkoba, (NAFZA
k)    Pertolongan I narkoba
E.    Proses Berubah
1.    Pengertian perubahan
Perubahan adalah Proses yang kompleks dan terjadinya dalam waktu yang relatif lama atau suatu proses dan kolaborasi yang meliputi suatu agen perubahan dan klien.
2.    Macam - macam perubahan
a.    Perubahan tehnologi
Dalam tahun terakhir ini perkembangan ilmu dan tehnologi mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan. Dalam bidang kebidanan tidak luput dari perubahan. Hal ini tampak nyata dari adanya evidence based sehingga seluruh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan harus mengacu pada evidence base.
Perubahan juga terjadi dalam kebidanan seperti women center care yaitu pelayanan yang berpusat pada wanita,Safe mother hod dan lain-lain.
b.    Perubahan demografi
Perubahan demografi mempengaruhi populasi secara total.bidan sebagai profesi berespon terhadap perubahan ini dengan menetapkan standar praktik bidan yang menjadi pedoman bagi bidan dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
c.    Gerakan konsumen
Gerakan konsumen menyatakan kesadaran tinggi akan nilai dan biaya produksi serta pelayanan. Dengan kata lain konsumen ingin uang yang dikeluarkan bermakna.Karena konsumen sekarang lebih paham tentang sehat dan sakit serta lebih vokal dalam memperlihatkan tuntutannya dalam pelayanan yang berkualitas tinggi.
d.    Promosi kesehatan
Berkaitan dengan gerakan konsumen adalah penekanan pada masyakat dalam promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
e.    Gerakan wanita
Gerakan wanita telah membawa banyak perubahan dalam masyarakat,karena wanita mengejar persamaan ekonomi, politik, pekerjaan dan pendidikan secara terus meenerus.Gerakan wanita mendorong tenaga kesehatan untuk mendapatkan otonomi dan tanggung jawab yang lebih besar dalam memberikan asuhan dilingkungan kerjanya.
f.    Gerakan hak azasi manusia
Hak azasi manusia mengubah cara masyarakat memandang semua anggotanya termasuk kaum minoritas.Bidan merespon perubahan ini dengan menghargai seluruh klien sebagai individu yang memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kebidanan yang sesuai dengan standar praktik kebidanan.dan memastikan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan tidak mengabaikan hak hak klien.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.    Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang, khusus. Sebagai pelayan profesional yang merupakan bagian integral darn pelayanan kesehatan.
2.    Teori dan Konseptual Kebidanan meliputi: Teori Reva Rubin, Teori Ramona Marcer, Teori Jean ball,  Teori Ernestine Wiedenbach
3.    Ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja seseorang antara lain : Faktor individu, Faktor psikologis, Faktor organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system)
4.    Prinsip Pengembangan Karir Bidan antara lain: Pendidikan lanjutan, Job fungsional
5.    Prinsip pengembangan karir bidan dikaitkan dengan peran, fungsi antara lain: Sebagai pelaksana, Sebagai pengelola, Sebagai pendidik, Sebagai peneliti
6.    Perubahan adalah Proses yang kompleks dan terjadinya dalam waktu yang relatif lama atau suatu proses dan kolaborasi yang meliputi suatu agen perubahan dan klien
7.    Macam - macam perubahan antara lain : Perubahan tehnologi, Perubahan demografi, Gerakan konsumen, Promosi kesehatan, Gerakan wanita

B.    Saran
Meskipun Makalah ini telah rampung mulai dari Bab pertama hingga bab Penutup, tapi penulis yakin masih banyak pembahasan yang belum terurai secara sempurna, maka dari itu penulis berharap rekan-rekan mahasiswa bisa memanfaatkan makalah ini sebagai bahan pijakan untuk diskusi demi melengkapi reperensi pengetahuan tentang Kebidanan dan segala aspek yang berhubungan dengannya.

DAFTAR PUSTAKA

http://dypta.wordpress.com/2009/01/21/teori-teori-yang-mempengaruhi-model-kebidanan/
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20091023200847AAmzha6
http://subektiheru.blogspot.com/2008/03/indikator-kinerja.html
http://akbidypsdmi.net/index.php?exec=newsdetail&NewsID=29



Makalah Kebidanan (PREEKLAMSIA & EKLAMSIA)

TUGAS MERANGKUM

PREEKLAMSIA & EKLAMSIA







Oleh,
JANUATRI PRATIWI
Nim. 2008.211







AKADEMI KEBIDANAN KAMANRE
PALOPO
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bidan adalah seorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yg diakui oleh negara & memperoleh kualifikasi & diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negara itu. Dia harus mampu meberikan supervise, asuhan & memberikan nasehat yg dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan & masa pasca persalinan (post partum period), memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi bare lahir & anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu & bayi, dan mengupayakan bantuan medic serta melakukan tindakan pertolongan, gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya. Dia mempunyai tugas penting dalam konsultasi & pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wafifii tersebut. tetapi juga termasuk keluarga & komunitasnya. Pekerjaan ini termasuk pendidikan antenatal, persiapan untuk menjadi orang tua dan meluas ke daerah tertentu dari ginekologi, keluarga berencana dan asuhan anak. Bidan juga berpraktek di rumah sakit, klinik, unit kesehatan, rumah perawatan, atau tempat-tempat pelayanan lainnya.

B.    Rumusan Masalah
1.    Bagaimanakah posisi bidan sebagai Profesi
2.    Jelaskan tentang teori dan konsep kebidanan
3.    Jelaskan tentang sanksi dan penghargaan bagi Bidan
4.    apa yang dimaksud dengan Proses Perubahan
5.    Bagaimana Prinsip Perubahan Pengembangan

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Kebidanan Sebagai Propesi
Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus. Sebagaii pelayan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Bidan mempunyai tugas yang sangat unik, yaitu:
1.    Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya.
2.    Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat melalui proses pendidikan dan jenjang tertentu
3.    Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat,
4.    Anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan dengan tetap memegang teguh kode etik profesi.
Hal tersebut akan terus diupayakan oleh para bidan sehubungan dengan anggota profesi yang harus memberikan pelayanan profesional. Tentunya harus diimbangi dengan kesempatan memperoleh pendidikan lanjutan, pelatihan, dan selalu berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan.
Sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, perlu dibahas bahwa bidan tergolong jabatan profesional. Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu jabatan struktural dan jabatan fungsional. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dan diatur berjenjang dalam suatu organisasi, sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan negara.
Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan fungsional juga berorientasi kwalitatif. Dalam konteks inilah jabatan bidan adalah jabatan fungsional profesional, dan wajarlah apabila bidan tersebut mendapat tunjangan profesional.
Bidan sebagai profesi memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu :
1.    Bidan disiapkan melalui pendidikan formal agar lulusannya dapat melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya secara profesional
2.    Bidan memiliki alat yang dijadikan panduan dalam menjalankan profesinya, yaitu standar pelayanan kebidanan, kode etik,dan etika kebidanan
3.    Bidan memiliki kelompok pengetahuan yang jelas dalam menjalankan profesinya
4.    Bidan memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya
5.    Bidan memberi pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
6.    Bidan memiliki organisasi profesi
7.    Bidan memiliki karakteristik yang khusus dan dikenal serta dibutuhkan masyarakat
8.    Profesi bidan dijadikan sebagai suatu pekerjaan dan sumber utama penghidupan.
Kewajiban Bidan terhadap Profesinya
1.    Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu pada masyarakat.
2.    Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3.    Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
B.    Teori dan Konseptual Kebidanan
1.    Teori Reva Rubin
Menekan pada pencapaian peran sebagai ibu, untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau latihan. Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan di alaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi khususnya perubahan psikologis dalam kehamilan dan setelah persalinan.
Menurut Reva Rubin, seorang wanita sejak hamil sudah memiliki harapan-harapan antara lain:
a.    kesejahteraan ibu dan bayi
b.    penerimaan dari masyarakat
c.    penentuan identitas diri
d.    mengetahui tentang arti memberi dan menerima perubahan umum pada perempuan hamil:
1)    ketergantungan dan butuh perhatian
2)    membutuhkan sosialisasi
Tahap_tahap psikologis yang biasa dilalui oleh calon ibu dalam mencapai peran nya:
a)    anticipatory stage
seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain.
b)    honeymoon stage
Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu memerlukan bantuan dari anggota keluarga yang lain.
c)    Plateu stage
Ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Pada tahap ini ibu memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian melanjutkan sendiri.
d)    Disengagement
Merupakan tahap penyelesain latihan peran sudah berakhir.
Aspek-aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu adalah gambaran tentang idaman, gambaran diri dan tubuh. Gambaran diri seorang wanita adalah pandangan wanita tentang dirinya sendiri sebagai bagian dari pengalaman dirinya, sedangkan gambaran tubuh adalah berhubungan dengan perubahan fisik yang tejadi selama kehamilan.
Arti dan efek kehamilan pada pasangan.
1.    pasangan merasakan perubahan tubuh pasanganya pada kehamilan 8 (delapan) bulan sampai dengan 3(tiga) bulan setelah melahirkan.
2.    lelaki juga mengalami perubahan fisik dan psikososial selama wanita hamil.
3.    anak-anak akan di lahirkan merupakan gabungan dari tiga macam perbedaan:
a.    hubungan ibu dengan pasangan
b.    hubungan ibu dengan janin yang berkembang
c.    hubungan ibu dengan individu yang unik
4.    ibu tidk pernah lagi menjadi sendiri
5.    tugas yang harus di lakukan ibu atau pasangan dalam kehamilan:
a.    percaya bahwa ia hamil dan berhubungan dengan janin dalam satu tubuh
b.    persiapan terhadap pemisahan secara fisik pada kelahiran janin
c.    penyelesaiaan dan identifikasi kebinggungan dengan peran transisi.
6.    reaksi yang umum pada kehamilan:
a.    Trimester satu:ambivalen, takut, tantasi, khawatir.
b.    Trimester dua: parasaan enak metykebutuhan untuk mempelajari perkembangan dan pertumbuhan janin menjadi narsistik, pasif, introvent, egosentrik dan self centered.
c.    Trimester tiga: berperasaan aneh, semberono, jelek, menjadi introvert, merefleksikan terhadap pengalaman masa kecil.
Aspek yang di identifikasi dalam peran ibu:
a.    gambaran tentang idaman bayi sehat.
b.    gambaran tentang diri memandang tentang pengalaman yang dia lakukan.
c.    gambaran tubuh, gambaran ketika hamil dan setelah nifas.
Beberapa tahapan aktifitas penting sebelim seseorang menjadi seorang ibu.
1.    Taking on (tahapan meniru)
Seorang wanita dalam pencapaiaan sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan melakukan peran seorang ibu.
2.    Taking in
Seorang wanita sedang membayangkan peran yang dilakukannya . introjektion, projection dan rejection merupakan tahap di mana wanita membedakan model-model yang sesuai dengan keinginannya.
3.    Letting go
Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah di lakukannya. Pada tahap ini seorang akan meninggalkan perannya di masa lalu.
Adaptasi psikososial pada masa post partum:
Keberhasilan masa transisi menjadi orang tua pada masa post partum di pengaruhi oleh:
a.    respon dan dukungan dari keluarga
b.    hubungan antara melahirkan dengan harapan-harapan
c.    pengalaman melahirkan dam membesarkan anak yang lalu
d.    budaya
Reva rubin mengklasifikasikan tahapan ini menjadi tiga tahap yaitu:
a.    periode taking in (hari pertama hingga kedua setelah melahirkan)
1.    ibu masih pasif dan tergantung pada orang lain
2.    perhatian ibu tertuju pada ke khawatiran pada perubahan tubuhnya
3.    ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman ketika melahirakan
4.    memerlikan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan tubuh kekondisi normal
5.    nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan peningkatan nutrisi. Kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi tubuh tidak berlangsung normal.
b.    periode taking hold (hari kedua hingga ke empat setelah melahirkan)
1.    ibu memperhatikan kemampuan menjadi orang tua dan meningkatkan tanggung jawab akan bayinya
2.    ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, BAK, BAB dan daya tahan tubuh
3.    ibu cenderung terbuka menerima nasihat bidan dan kritikan pribadi
4.    ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi seperti menggendong, menyusui, memandikan dan mengganti popok
5.    kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena merasa tidak mampu membesarkan bayinya
c.    periode letting go
1.    terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan di pengaruhi oleh dukungan serta perhatian keluarga
2.    ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan memahami kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu dalam kebebasan dan hubungan social
2.    Teori Ramona Marcer
Teori ini lebih menekan pada stress antepartum (sebelum melahirkan) dalam pencapaiaan peran ibu, marcer membagi teorinya menjadi dua pokok bahasan:
a.    Efek stress Anterpartum
stress Anterpartum adalah komplikasi dari resiko kehamilan dan pengalaman negative dari hidup seorang wanita, tuuan asuhan yang di berikan adalah : memberikan dukungan selama hamil untuk mengurangi ketidak percayaan ibu.
Penilitian mercer menunjukkan ada enam faktor yang berhubungan dengan status kesehatan ibu, yaitu:
1.    Hubungan Interpersonal
2.    Peran keluarga
3.    Stress anterpartum
4.    Dukungan social
5.    Rasa percaya diri
6.    Penguasaan rasa takut, ragu dan depresi
Maternal role menurut mercer adalah bagai mana seorang ibu mendapatkan identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan penjabaran yang lengkap dengan dirinya sendiri.
b.    Pencapaian peran ibu
Peran ibu dapat di capai bila ibu menjadi dekat dengan bayinya termasuk mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran, lebih lanjut mercer menyebutkan tentang stress anterpartum terhadap fungsi keluarga, baik yang positif ataupun yang negative. Bila fungsi keluarganya positif maka ibu hamil dapat mengatasi stress anterpartum, stress anterpartum karena resiko kehamilan dapat mempengaruhi persepsi terhadap status kesehatan, dengan dukungan keluarga dan bidan maka ibu dapat mengurangi atau mengatasi stress anterpartum.
Perubahan yang terjadi pada ibu hamil selama masa kehamilan (Trisemester I, II dan III) merupakan hal yang fisiologis sesuai dengan filosofi asuhan kebidanan bahwa menarche, kehamilan, nifas, dan monopouse merupakan hal yang fisiologis.
Perubahan yang di alami oleh ibu, selama kehamilan terkadang dapat menimbulkan stress anterpartum, sehingga bidan harus memberikan asuhan kepada ibu hamil agar ibu dapat menjalani kehamilannya secara fisiologis (normal), perubahan yang di alami oleh ibu hamil antara lain adalah:
a.    Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan bayinya.
b.    ibu memerlukan sosialisasi
c.    ibu cenderung merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi  pada tubuhnya
d.    Ibu memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan kehamilan ke masa menyiapkan kelahiran dan menerima bayinya.
Empat tahapan dalam melaksanakan peran ibu menuru Mercer:
a.    Anticipatory
Saat sebelum wanita menjadi ibu, di mana wanita mulai melakukan penyesuaian social dan psikologis dengan mempelajri segala sesuatuyang di butuhkan untuk menjadi seorang ibu.
b.    Formal
Wanita memasuki peran ibu yang sebenarnya, bimbingan peran di butuhkan sesuai dengan kondisi system social
c.    Informal
Di mana wanita telam mampu menemukan jalan yang unik dalam melaksanakan perannya
d.    Personal
merupakan peran terakhir, di mana wanita telah mahir melakukan perannya sebagai ibu.
Sebagai bahan perbandingan, Reva Rubin menyebutkan peran ibu telah di mulai sejak ibu menginjak kehamilan pada masa 6 bulan setelah melahirkan, tetapi menurut Mercer mulainya peran ibu adalah setelah bayi bayi lahir 3-7 bulan setelah dilahirkan.
Wanita dalam menjalankan peran ibu di pengaruhi oleh faktor –faktor sebagai berikut:
a.    Faktor ibu
1.    Umur ibu pada saat melahirkan
2.    Persepsi ibu pada saat melahirkan pertama kali
3.    Stress social
4.    Memisahkan ibu pada anaknya secepatnya
5.    Dukungan social
6.    Konsep diri
7.    Sifat pribadi
8.    Sikap terhadap membesarkan anak
9.    Status kesehatan ibu.
b.    Faktor bayi
1.    Temperament
2.    Kesehatan bayi
c.    Faktor-faktor lainnya
1.    Latar belakang etnik
2.    Status pekawinan
3.    Status ekonomi
Dari faktor social support, mercer mengidentifikasikan adanya empat factor pendukung:
a.    Emotional support
Yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan mengerti.
b.    Informational support
Memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan ibu sehingga dapat membantu ibu untuk menolong dirinya sendiri
c.    Physical support
Misalnya dengan membantu merwat bayi dan memberikan tambahan dana
d.     Appraisal support
Ini memungkinkan indifidu mampu mengevaluasi dirinya sendiri dan pencapaiaan peran ibu
Mercer menegaskan bahwa umur, tingkat pendidikan, ras, status perkawinan, status ekonomi dan konsep diri adalah faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam pencapaiaan peran ibu. Peran bidan yang di harapkanoleh mercer dalam teorinya adalah membantu wanita dalam melaksanakan tugas dan adaptsi peran dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaiaan peran ini dan kontribusi dari stress antepartum.
3.    Teori Jean ball
Teori kursi goyang , keseimbangan emosional ibu. Tujuan asuhan maternitus agar ibu mampu melaksanakan tugasnya sebagai ibu bauk fisik maupun psikologis.
Ada dua teori Jean ball yaitu:
a. Teori stress
b. Teori dasar
Hipotesa Ball, respon emotional wanita terhadap perubahan yang terjadi bersamaan dengan kelahiran anak yang mempengaruhi personality seseorang dan dengan dukungan yang berarti mereka mendapatkan sistem keluarga dan sosial. Persipan yang telah di lakukan bidan pada masa postnatal akan mempengaruhi respon emotional wanita terhadap perubahan akibatproses kelahiran tersebut. Kesejahteraan wanita setelah melahirkan tergantung pada personality dan kepribadian, sistem dukungan pribadi dan dukungan dari pelayanan maternitas.
Ball menemukan teori kursi goyang terdiri dari tiga elemen, yaitu:
1.    Pelayanan maternitas
2.    Pandangan masyarakat terhadap keluarga
3.    Sisi penyangga atau support terhadap kepribadian keluarga
4.    Teori Ernestine Wiedenbach
a.    The agent : mid wife
Filosofi yang di kemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi yang segera untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan untuk persipan menjadi orang tua.
b.    The recipient
Meliputi : wanita, keluarga dan masyarakat. Recipient menurut Widenbach adalah individu yang mampu menetukan kebutuhannya akan bantuan.
c.    The Goal / purpose
Di sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu dengan memperhatikan tingkah laku fisik, emosional atau fisioogikal
d.    The Means
Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan ada empat tahapan yaitu:
a.    Identifikasi kebutuhan klient, memerlukan keterampilan dan ide
b.    Memberikan dukungan dalam mencapai pertolongan yang di butuhkan (ministration)
c.    Memberikan bantuan sesuai kebutuhan (validation)
d.    Mengkoordinasi tenaga yang ada untuk memberikan bantuan (coordination)
e.    The frame work meliputi lingkungan sosial, organisasi dan profesi
C.    Sanksi Dan Penghargaan Bagi Bidan
Menurut Gibson (1987) ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja seseorang antara lain :
1.    Faktor individu
Kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman tingkat sosial dan demografi seseorang.
2.    Faktor psikologis
Persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja
3.    Faktor organisasi
Struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system)
Adapun Tujuan adanya sanksi dan penghargaan adalah:
a.    Meningkatkanprestasi kerja staf, baik secara individu maupun dalam kelompok setinggi tingginya. Peningkatan prestasi kerja perorangan pada gilirannya akan mendorong kinerja staf.
b.    Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan meningkatkan hasil kerja melalui prestasi pribadi.
c.    Memberikan kesempatan kepada staf untuk menyampaikan perasaannya tentang pekerjaan, sehingga terbuka jalur komunikasi dua arah antara pimpinan dan staf.
Pemeliharaan SDM perlu diimbangi dengan sistem ganjaran (reward system), baik yang berupa finansial, seperti gaji, tunjangan, maupun yang bersifat material seperti; fasilitas kendaraan, perubahan, pengobatan, dan lain-lain dan juga berupa immaterial seperti ; kesempatan untuk pendidikan dan pelatihan, dan lain-lain.
Pemeliharaan SDM yang disertai dengan ganjaran (reward system) akan berpengaruh terhadap jalannya organisasi. Tujuan utama dari pemeliharaan adalah untuk membuat orang yang ada dalam organisasi betah dan bertahan, serta dapat berperan secara optimal.
Salah satu upaya untuk meningkatkan SDM Keperawatan adalah melalui pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, mengikuti pelatihan perawatan keterampilan teknis atau keterampilan dalam hubungan interpersonal. Faktor yang mempengaruhi kinerja perawat adalah iklim organisasi yaitu kurangnya semangat kelompok, kurangnya kerja sama antara pimpinan dengan karyawan baik struktural maupun fungsional.
Penghargaan yang diberikan kepada perawat belum meningkatkan kinerja mereka. Sebaliknya penerapan sangsi juga tidak jelas kepada perawat yang melakukan kesalahan atau tidak disiplin.
D.    Proses Berubah
1.    Pengertian perubahan
Banyak definisi pakar tentang berubah , dua diantaranya yaitu :
1.    Berubah  merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987)
2.    Berubah merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi (Brooten,1978)
2.    Teori – Teori Perubahan
1)    Teori Redin
Menurut Redin sedikitnya ada empat hal yang harus di lakukan seorang manajer sebelum melakukan perubahan, yaitu:
a)    Ada perubahan yang akan dilakukan
b)    Apa keputusan yang dibuat dan mengapa keputusan itu dibuat
c)    Bagaimana keputusan itu akan dilaksanakan
d)    Bagaimana kelanjutan pelaksanaannya
2)    Teori Lewin
Lewin mengatakan ada tiga tahap dalam sebuah perubahan, yaitu :
1.    Tahap Unfreezing
Masalah biasanya muncul akibat adanya ketidakseimbangan dalam sistem. Tugas perawat pada tahap ini adalah mengidentifikasi masalah dan memilih jalan keluar yang terbaik.
2.    Tahap Moving
Pada tahap ini perawat berusaha mengumpulkan informasi dan mencari dukungan dari orang-orang yang dapat membantu memecahkan masalah.
3.    Tahap Refreezing
Setelah memiliki dukungan dan alternatif pemecahan masalah perubahan diintegrasikan dan distabilkan sebagai bagian dari sistem nilai yang dianut. Tugas perawat sebagai agen berubah berusaha mengatasi orang-orang yang masih menghambat perubahan.
3)    Teori Lippitt
Teori ini merupakan pengembangan dari teori Lewin. Lippitt mengungkapkan tujuh hal yang harus diperhatikan seorang manajer dalam sebuah perubahan yaitu :
a)    Mendiagnosis masalah
Mengidentifikasi semua faktor yang mungkin mendukung atau menghambat perubahan
b)    Mengkaji motivasi dan kemampuan untuk berubah
Mencoba mencari pemecahan masalah
c)    Mengkaji motivasi dan sumber-sumber agen
Mencari dukungan baik internal maupun eksternal atau secara interpersonal, organisasional maupun berdasarkan pengalaman
d)    Menyeleksi objektif akhir perubahan
Menyusun semua hasil yang di dapat untuk membuat perencanaan.
e)    Memilih peran yang sesuai untuk agen berubah
Pada tahap ini sering terjadi konflik teruatama yang berhubungan dengan masalah personal.
f)    Mempertahankan perubahan
Perubahan diperluas, mungkin membutuhkan struktur kekuatan untuk mempertahankannya.
g)    Mengakhiri hubungan saling membantu
Perawat sebagai agen berubah, mulai mengundurkan diri dengan     harapan orang-orang atau situasi yang diubah sudah dapat mandiri
4)    Teori Rogers
Teori Rogers tergantung pada lima faktor yaitu :
a)    Perubahan harus mempunyai keuntungan yang berhubungan
Menjadi lebih baik dari metodeyang sudah ada
b)    Perubahan harus sesuai dengan nilai-nilai yang ada
Tidak bertentangan
c)    Kompleksitas
Ide-ide yang lebih komplek bisa saja lebih baik dari ide yang sederhana asalkan lebih mudah untuk dilaksanakan.
d)     Dapat dibagi
Perubahan dapat dilaksanakan dalam skala yang kecil
e)    Dapat dikomunikasikan
Semakin mudah perubahan digunakan maka semakin mudah perubahan disebarkan.
5)     Teori Havelock
Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewin dengan menekankan perencanaan yang akan mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebagai perubahan menurut Havelock.
a)    Membangun suatu hubungan
b)    Mendiagnosis masalah
c)    Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan
d)    Memilih jalan keluar
e)    Meningkatkan penerimaan
f)    Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri
6)    Teori Spradley
Spradley menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara konstan dipantau untuk mengembangkan hubungan yang bermanfaat antara agen berubah dan sistem berubah. Berikut adalah langkah dasar dari model Spradley.
a)    Mengenali gejala
b)    Mendiagnosis masalah
c)    Menganalisa jalan keluar
d)    Memilih perubahan
e)    Merencanakan perubahan
f)    Melaksanakan perbahan
g)    Mengevaluasi perubahan
h)    Menstabilkan perubahan
E.    Prinsip Perubahan Pengembangan
1.    Pendidikan Berkelanjutan
a.    Pengertian Pendidikan Berkelanjutan
Pendidikan berkelanjutan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, hubungan antar manusia dan moral bidan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau pelayanan dan standart yang telah ditentukan oleh konsil melalui pendidikan formal dan non formal
b.    Visi dan Misi
1)    Visi Pendidikan Berkelanjutan
Visi Pendidikan Berkelanjutan adalah pada tahun 2010 seluruh bidan telah menerapkan pelayanan yang sesuai standart praktik bidan internasional dan dasar pendidikan minimal Diploma III kebidanan.
2)    Misi Pendidikan Berkelanjutan
Misi pendidikan berkelanjutan, mencakup:
    Mengembangkan  pendidikan berkelanjutan berbentuk ”sistem”.
    Membentuk unit pendidikan bidan di tingkat pusat, provinsi, daerah, kabupaten, dan cabang.
    Membentuk tim pelaksana pendidikan berkelanjutan.
    Mengadakan jaringan dan bekerjasama dengan pihak terkait.
c.    Tujuan dan Sasaran
1)    Tujuan Pendidikan Berkelanjutan
Tujuan pendidikan berkelanjutan kebidanan yaitu:
(a)    Pemenuhan standart
Organisasi profesi bidan telah menentukan standart kemampuan bidan yang harus dikuasai melalui pendidikan berkelanjutan. Bidan yang telah lulus program pendidikan kebidanan tersebut wajib melakukan registrasi pada organisasi profesi bidan untuk mendapatkan izin memberi pelayanan kebidanan kapada pasien.
(b)    Meningkatkan produktivitas kerja
Bidan akan dipacu untuk terus meningkatkan jenjang pendidikan mereka sehingga pengetahuan dan keterampilan (technical skill) bidan akan lebih berkualitas. Hal ini akan meningkatkan produktivitas kerja bidan dalam memberi pelayanan pada klien.
(c)    Efisiensi
Pendidikan bidan yang berkelanjutan akan melahirkan bidan yang kompeten dibidangnya sehingga meningkatkan efisiensi kerja bidan dalam memeberi pelayanan yang terbaik bagi klien.
(d)    Meningkatkan kualitas pelayanan
Pendidikan bidan yang berkelanjutan akan memicu daya saing di kalangan profesi kebidanan agar terus meningkatkan kulitasnya dalam memberi pelayanan kepada klien. Pelayanan kebidanan yang berkualitas akan menarik konsumen.
(e)    Meningkatkan moral
Melalui pendidikan bidan yang berkelanjutan tidak hanya pengetahuan dan keterampilan bidan dalam memberi pelayanan yang menjadi perhatian, tetapi moralitas dan etika seorang bidan juga ditingkatkan untuk menjamin kualitas bidan yang profesional.
(f)    Meningkatkan karier
Peluang peningkatan karier akan semakin besar seiring peningkatan kualitas pelayanan, performa dan prestasi kerja. Semua ini ditunjang oleh pendidikan bidan yang berkualitas.
(g)    Meningkatkan kemampuan konseptual
Kemampuan intelektual dan konseptual bidan dalam menangani kasus pasien akan terasah sehingga bidan dapat memberi asuhan kebidanan dengan tepat.
(h)    Meningkatkan keterampilan kepemimpinan (leadership skill)
Bidan akan memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik sebagai seorang manajer, bidan dibekali keterampilan untuk dapat berhubungan dengan orang lain (human relation) dan bekerjasama dengan sejawat serta multidisiplin lainnya guna memberi pelayanan yang berkualitas bagi klien.
(i)    Imbalan (Kompensasi)
Asuhan bidan yang berkualitas akan menarik konsumen dan meningkatkan penghargaan atas pelayanan yang diberikan
(j)    Meningkatkan kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen akan meningkat seiring dengan peningkatan kualitas pelayanan kebidanan
2)    Sasaran dalam pendidikan Berkelanjutan
    Bidan praktik swasta
    Bidan berstatus pegawai negeri
    Tenakes lainnya
    Kader kesehatan
    Dukun beranak
    Masyarakat umum
d.    Jenis dan Karakteristik Pendidikan Berkelanjutan
1)    Jenis Pendidikan Berkelanjutan
a)    Pendidikan Formal
Pendidikan Formal dirancang dan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta dengan dukungan IBI adalah Program D III dan D IV Kebidanan. Pemerintah juga menyediakan dana bagi bidan (disektor pemerintah) untuk tugas belajar ke luar negeri. IBI juga mengupayakan adanya badan-badan swasta dalam dan luar negeri untuk program jangka pendek dan kerjasama dengan Universitas di dalam negeri.
b)    Pendidikan Non Formal
Pendidikan Non Formal telah dilaksanakan melalui program pelatihan, magang, seminar atau lokakarya dan program non formal lainnya yang merupakan kerjasama antara IBI dan lembaga Internasional yang dilaksanakan di berbagai propinsi. IBI juga telah mengembangkan suatu program mentorship dimana bidan senior membimbing bidan junior dalam konteks profesionalisme kebidanan.











Pola pengembangan pendidikan berkelanjutan telah dikembangkan atau dirumuskan sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan pendidikan berkelanjutan bidan mengacu pada peningkatan kualitas bidan sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Materi pendidikan berkelanjutan meliputi aspek klinik dan non klinik.

2)    Karakteristik Pendidikan Berkelanjutan
Pendidikan berkelanjutan bidan sebagai sistem memiliki karakteristik sebagai berikut :
a)    Komprehensif
Sistem pendidikan berkelanjutan harus dapat mencakup seluruh anggota profesi bidan
b)    Berdasarkan analisis kebutuhan
Sistem pendidikan berkelanjutan menyelenggarakan pendidikan yang berhubungan dengan tugas (job related) dan relevan dengan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
c)    Berkelanjutan
Sistem pendidikan berkelanjutan menyelenggarakan pendidikan yang berkesinambungan dan berkembang
d)    Terkoordinasi secara internal
Sistem pendidikan berkelanjutan bekerjasama dengan institusi pendidikan dalam memanfaaatkan berbagai sumber daya dan mengelola berbagai program pendidikan berkelanjutan.
e)    Berkaitan dengan sistem lainnya
Sistem pendidikan berkelanjutan memiliki tiga (3) aspek subsistem yang merupakan bagian dari sistem-sistem yang lain di luar sistem pendidikan yang berkelanjutan. Ketiga aspek tersebut adalah :
    Perencanaan tenaga kesehatan (health manpower planning)
    Produksi tenaga kesehatan (health manpower production)
    Manajemen tenaga kesehatan (health manpower management)
2.    JOB FUNGSIONAL
Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu jabatan structural dan jabatan fungsional.
Jabatan structural adalah jabatan yang secara jelas tertera dalam struktur dan diatur berjenjang dalam suatu organisasi.
Jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan negara.
Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan fungsional juga berorientasi kualitatif. Seseorang yang memiliki jabatan fungsional berhak untuk mendapatkan tunjangan fungsional. Dalam konteks ini, dapat dilihat bahwa jabatan bidan merupakan jabatan fungsional profesional sehingga berhak mendapat tunjangan fungsional.
3.    Prinsip Pengembangan Karir
a.    Pengertian Pengembangan karir
Pengembangan karir merupakan kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang jabatan dan jenjang pangkat bagi seorang pegawai negeri pada suatu organisasi dalam jalur karir yang telah ditetapkan dalam suatu organisasi.
Pengembangan karir bidan meliputi karir fungsional dan karier struktural yaitu:
1)    Karier Fungsional
Pengembangan karier bidan secara fungsional telah disiapkan dengan jabatan fungsional sebagai bidan serta melalui pendidikan berkelanjutan baik secara formal maupun secara non formal yang hasil akhirnya akan meningkatkan kemampuan profesional bidan dalam melaksanakan fungsinya. Fungsi bidan nantinya dapat sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, peneliti, bidan koordinator dan bidan penyelia.
2)    Karier Struktural
Karier bidan dalam jabatan struktural tergantung dimana bidan bertugas apakah di Rumah Sakit, Puskesmas, Bidan di desa atau Bidan di institusi swasta. Karier dapat dicapai oleh bidan di tiap tatanan pelayanan kebidanan atau pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan, kesempatan dan kebijakan yang ada.
b.    Prinsip pengembangan karir bidan dikaitkan dengan peran, fungsi dan tanggung jawab bidan.
Dalam melaksanakan profesinya bidan mempunyai peran dan fungsi sebagai pelaksana, pengelola, pendidik,dan peneliti.
1)    Pelaksana
Sebagai pelaksana, bidan memiliki tiga kategori tugas, yaitu tugas mandiri, kolaborasi dan ketergantungan.
a)    Tugas Mandiri
Tugas mandiri bidan, yaitu:
(1)    Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidananyang diberikan
(2)    Memberikan pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan wanita dengan melibatkan mereka sebagai klien
(3)    Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal
(4)    Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien atau keluarga
(5)    Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
(6)    Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien atau keluarga
(7)    Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana
(8)    Memberikan asuhan kebidanan kepada wanita dengan gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium serta menopouse
(9)    Memberikan asuhan kebidanan kepada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga
b)    Tugas Kolaborasi
Tugas-tugas kolaborasi (kerja sama) bidan, yaitu :
(1)    Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien atau keluarga
(2)    Memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pertamam pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
(3)    Memberikan asuhan kebidanan kepada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi serta keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien atau keluarga
(4)    Memberikan asuhan kebidanan kepada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga
(5)    Memberikan asuhan kebidanan kepada bayi baru lahir dengan resiko tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga
(6)    Memberikan asuhan kebidanan kepada balita dengan resiko tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga.
c)    Tugas Ketergantungan
Tugas ketergantungan yaitu :
(1)    Menetapkan manajemen kebidanan kepada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dengan keluarga.
(2)    Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus kehamilan dengan resiko tinggi serta kegawatdaruratan
(3)    Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien atau keluarga
(4)    Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu masa nifas yang disertai penyulit tertentu dan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga
(5)    Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga
(6)    Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan klien atau keluarga
2)    Pengelola
Sebagai pengelola bidan memiliki dua tugas, yaitu tugas pengembangan pelayanan dasar kesehatan dan tugas partisipasi dalam tim
a)    Bidan bertugas mengembangkan pelayanan dasar kesehatan, terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat atau klien.
b)    Bidan berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan, serta tenaga kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya.
3)    Pendidik
Sebagai pendidik bidan memiliki dua tugas, yaitu sebagai pendidik dan penyuluh keehatan bagi klien serta pelatih dan pembimbing kader
a)    Bidan memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada klien (individu, keluarga, kelompok, serta masyarakat) tentang penanggulangan masalah kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana.
b)    melatih dan membimbing kader, peserta didik kebidanan dan keperawatan serta membina dukun di wilayah atau tempat kerjanya
4)    Peneliti atau Investigator
Bidan melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun berkelompok
4.    Tanggung Jawab bidan
Sebagai tenaga yang profesional, bidan memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya. Seorang bidan harus dapat mempertahankan tanggung jawabnya bila terjadi gugatan terhadap tindakan yang dilakukannya.
a.    Tanggung Jawab Terhadap Peraturan
Tugas dan kewenangan bidan serta ketentuan yang berkaitan dengan kegiatan praktik bidan diatur di dalam peraturan atau keputusan Menteri Kesehatan.
Kegiatan praktik bidan dikontrak oleh peraturan tersebut. Bidan harus dapat mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan yang dilakukannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
b.    Tanggung Jawab Terhadap Pengembangan Kompetensi
Setiap bidan memiliki tanggung jawab memelihara kemampuan profesionalnya. Oleh karena itu, bidan harus slalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan mengikuti pelatihan, pendidikan berkelanjutan, seminar serta pertemuan ilmiah lainnya.
c.    Tanggung Jawab Terhadap Dokumentasi
Setiap bidan diharuskan mendokumentasikan setiap tinadakan yang diberikan kepada klien sebagai bahan laporan kepada atasan dan dapat dipertanggung jawabkan bila terjadi gugatan.
d.    Tanggung Jawab Terhadap Keluarga yang Dilayani
Tanggung jawab bidan tidak hanya pada KIA, tetapi juga menyangkut kesehatan keluarga. Bidan harus dapat mengidentifikasi masalah dan kebutuhan keluarga serta pelayanan yang tepat. Pelayanan kesehatan keluarga merupakan kondisi yang diperlukan ibu untuk rasa aman, kepuasan dan kebahagiaan selama masa kehamilan. Sehingga bidan harus mengerahkan kemampuan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilakunya dalam memberikan pelayanan kesehatan keluarga
e.    Tanggung Jawab Terhadap Profesi
Bidan harus ikut serta dalam kegiatan organisasi kebidanan. Untuk mengembangkan kemampuan profesinya, bidan harus mencari informasi mengenai perkembangan ilmu kebidanan.
f.    Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat
Bidan merupakan anggota masyarakat yang turut bertanggung jawab dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat baik secara mandiri maupun bersama tenaga kesehatan lain.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.    Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang, khusus. Sebagai pelayan profesional yang merupakan bagian integral darn pelayanan kesehatan.
2.    Teori dan Konseptual Kebidanan meliputi: Teori Reva Rubin, Teori Ramona Marcer, Teori Jean ball,  Teori Ernestine Wiedenbach
3.    Ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja seseorang antara lain: Faktor individu, Faktor psikologis, Faktor organisasi: struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system)
4.    Prinsip Pengembangan Karir Bidan antara lain: Pendidikan lanjutan, Job fungsional
5.    Prinsip pengembangan karir bidan dikaitkan dengan peran, fungsi antara lain: Sebagai pelaksana, Sebagai pengelola, Sebagai pendidik, Sebagai peneliti
6.    Perubahan adalah Proses yang kompleks dan terjadinya dalam waktu yang relatif lama atau suatu proses dan kolaborasi yang meliputi suatu agen perubahan dan klien

B.    Saran
Dalam makalah ini banyak teori yang bisa menjadi bahan referensi rekan-rekan mahasiswa sebagai sumber pembelajaran dalam mata kuliah konsep kebidanan. Namun masukan atas kekurangan yang termuat dalam makalah ini sangat penulis harapkan demi kesempurnaan pokok bahasan.

DAFTAR PUSTAKA

http://infokebidanan.blogspot.com/2008/05/kebidanan-sebagai-profesi.html
http://the2w.blogspot.com/2009/02/bidan-sebagai-profesi.html
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20091023200847AAmzha6
http://akbidypsdmi.net/index.php?exec=newsdetail&NewsID=29
elirahmawati.files.wordpress.com/2010/10/pengembangan-karier-bidan.ppt
http://www.askep-askeb.cz.cc/2010/01/konsep-berubah.html